Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan tiap jenis dan jenjang pendidikan ini berarti behasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Belajar itu sendiri dapat diartikan semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Adapun menurut Skinner berpendapat bahwa belajar adalah peroses adaptasi atau penyesuian tingkah laku yang berlangsung secara progresif (a process of progresif behavior adaptation ). Skinner, seperti juga Pavlov dan Gutri adalah sebagai pakar teori belajar berdasarkan proses kondisioning yang pad aprinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus dengan responm meskipun bnyak yang menentang eksperimen mereka karena menggunakan hewan, tetapi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku.
PEMBAHASAN
Meskipun secara teoritis belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun tidak semua perubahan tingkah laku organisme dapat diangagap belajar. Perubahan yang timbul karena proses belajar sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas.
A. Ciri khas prilaku belajar
Tiap prilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Diantara prubahan ciri-ciri khas yang menjadi karakteristik belajar yang terpenting adalah :
1. Perubahan itu intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Konotasi mengandung makna bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan pandangan sesuatu, keterampilan dan lain-lain. Selain itu pula perilaku belajar tentunya menghendaki perubahan yang disadari, juga diarahkan pada tercapainya pada perubahan tersebut.
Namun demikian sebaliknya menurut (Anderson : 1990) bahwa kesengajaan belajar itu tidak penting, yang terpenting adalah bagaimana siswa mengelola informasi yang diterima pada wakatu pembelajaran terjadi, dan dapat dipastikan bahwa perubahan intensional bukan menjadi harga mati bagi siswa dan pengajar.
2. Perubahan itu positif dan aktif
Perubahan yang terjadi bersifat baik, bermanfaat serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan (bayi yang mampu merangkak setelah bisa duduk) tetapi karena usaha sisiwa itu sendiri.
3. Perubahan itu efektif dan fungsional
Perubahan yang berarti membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan.
B. Perwujudan Prilaku Belajar
Dalam memahami arti belajar dan esensi karena belajar, para ahli sependapat atau sekurang-kurangnya terdapat titik temu diantara mereka mengenai hal yang prinsipel meskipun mengenai apa yang dipelajari sisiwa dan bagaimana perwujudannya masih merupakan teka-teki namun berikut dapat dipaparkan pendapat sekelompok ahli yang relatif lebih lengkap.
Manifestasi atau perwujudan prilaku belajar bisanya lebih sering tampak dalam perubahan-perubahan sebagai berikut :
1. Kebiasaan
Menurut (Burghargt : 1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Karena proses penyusutan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan ini terjadi karen a prosedur pembiasaan seperti dalam classical dan operant konditioning
2. Keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak pada kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Disamping itu, menurut (Reber :1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pla tingkah laku yang komplek dan tersusun rapih secara mulus dan sesuai dengan keadaan.
3. Pengamatan
Artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar siswa dapat mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum mencapai pengertian.
4. Berpikir asosiatif dan daya ingat
Secara sederhana berfikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. Berpikir asosiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respon. Trntunya perlu dicatat bahwa kemampuan siswa untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Disamping itu, daya ingat pun merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif.
5. Berpikir rasional
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan prilaku belajar teutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Sedangkan dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji ke andalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan (Reber : 1988).
6. Sikap
Dalam arti sempit sikap merupakan pandangan atau kecenenderungan mental. Menurut (Bruno : 1987), sikap (atittude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Perwujudan prilaku siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lebih lugas).
7. Inhidisi
Secara singkat, inhidisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung (Reber : 1988).
8. Apresiasi
Pada dasarnya apresiasi suatu pertimbangan (judgement) mengenai arti penting atau nilai sesuatu (Chavlin : 1982). Dalam penerapannya, apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak maupun kongkrit yang memiliki nilai yang luhur.
9. Tingkah laku afektif
Tingkah laku yang menyangkut keanekaragamaan perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan prilaku belajar.
C. Jenis - Jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak antara satu dengan yang lainnya. Baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusai juga yang bermacam-macam.
1. Belajar abstrak
Ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan-pemecahan yang tidak nyata. Contoh : belajar matematika, astrnomi, filsafat, dan tauhid.
2. Belajar keterampilan
Adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda elektronik.
3. Belajar sosial
Merupakan belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan kemasyarakatan. Contoh : peajaran sosial, agama dan PKN
4. Belajar pemecahan masalah
Pada dasarnya merupakan belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif dalam memercahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Dalam hal ini semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah dikhususkan untuk bidang studi seperti matematika dan IPA.
5. Belajar rasional
Ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya adlah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip dan konsep.
6. Belajar kebiasaan
Adalah proses belajar pembentukan kebiasan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri tauladan dan pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya adalah agar siswa bersikap dan memiliki kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti sesuai kebituhan ruang dan waktu.
7. Belajar apresiasi
Adalah belajar mempertimbangkan (judgement) arti penting atau suatu nilai objek. Tujuannya, agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (apective skill). Contoh ; apresiasi sastra, musik, dan seni baca tulis al-Quran.
8. Belajar pengetahuan
Adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar perencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen (Reber : 1988). Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah infor masi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya.
SIMPULAN
Secara singkat belajar memiliki arti perubahan tingkahh laku, nmun tidak semua perubahan tingkah laku siswa dapat dianggap sebagai proses belajar. Untuk itu perilkau belajar siswa memiliki ciri khas tersendiri dalam karakteristiknya karena dalam perubahan tingkah laku tentunya mengandung banyak makna, selain bersifat intensional, positif dan fungsional.


Posting Komentar