Oleh : Mas Aha
Pada pagi buta, aku sudah bergegas untuk mempersiapkan perlengkapan yang akan aku bawa ke sekolah tempat (PPL) Praktik Pengalaman Lapangan ku. Setelah sembahyang subuh, tak lupa ku semir sepatu yang sudah lima tahun lebih menemani kahidupanku.
Begitu
juga dengan kemeja yang sudah menemani hidupku dari semenjak kelas tiga
Madrasah Aliya hingga saat ini masih setia menemani hari-hariku di kota
Gudeg. Kemeja tersebut aku beli ketika teman-teman se-kelas mengadakan
baju seragam angkatan plus untuk daleman jas hitam yang telah kami
persiapkan untuk acara besar kami, sebut saja acara perpisahan terakhir
kami berada dan menuntut ilmu di seklolah MA At-Taqwa.
Persiapan
ku hari ini cukup matang, karena biasanya ada saja yang kelupaan bahkan
sampai ketinggalan. Jika sudah tertinggal rasanya malas untuk kembali
mengambilnya, walaupun baru beberapa meter saja jarkanya dari asrama
tempat berteduhku. Ya itulah aku yang serba mengalir dan membiarkan
sesuatu terjadi apa adanya. Toh dalam keyakinanku bahwa apa yang terjadi
merupakan sudah kehendak sang tuhan.
Celana
panjang warna hitam khusus aku bawa dari rumah, tak lupa menjadi celana
andalan yang biasa ku pakai untuk PPL. Mencari bahan di Jogja lebih
sulit ketimbang di tempatku, untuk mencari bahan yang sesuai selera
sangat sulit bahakan langka. Sudah ku kelilingi semua toko dan tempat
bahan tetap saja hasilnya nihil. Toko kecil maupuan besar jawaban mereka
sama, yaitu “maaf mas bahan seperti ini tidak ada...”
Tak
lupa minyak wangi yang ku semprotkan ke seluruh bagian tubuh menjadi
kegiatan rutin, dalam keyakinan ku adalah sama dengan pepatah timur
tengah yang berbunyi : “tuhan itu maha indah dan menyukai keindahan”.
Pukul
06.30 aku sudah siap dangan pakaian rapih, memakai dasi garis-garis,
kemeja polos warna abu-abu, sepatu yang hitam mengkilat, rambut tertata
rapi, dan tak lupa kukenakan almamater warna kesukaan ku yang mirip
dengan warna langit.
Motor
yang sudah dipanaskan sebelum pukul 07.300 tepat, kini sudah siap untuk
dikendarai dan mengantarkan ku ke tempat PPL. Dalam sekejap motor yang
tadi masih dipanaskan kini sudah hanya tertinggal semerbak bau harum
dari parfum yang aku kenakan setiap hari.
Inilah
separuh kegiatan ku, ternyata tanpa disadar sudah satu bulan lebih
kegiatan ini aku lakukan setiap hari dan kadang semuanya terasa aneh dan
membuat aku terheran-heran sendiri. Semua terasa tidak ada yang berubah
dan hampir sama.
Dunia
ini memang bentuknya bulat, kagiatan yang sama setiap hari jika
dilakukan terus menerus bisa menmbulkan kejenuhan. Senikmat apapun hari
tersebut jika tiap hari kegiatan yang menyenangkan tersebut itu
dilakukan maka yang terjadi adalah kebosanan. Begitu juga dengan apa
yang aku rasakan saat ini.
Hanya
ada satu cara untuk melupakan semua ini. Yaitu menikmati dan
tertawakanlah sepuas mu atas apa yang sudah kamu lakukan setiap hari.
Tertawakan sesukamu atas sikap-sikap kamu yang tidak jelas, narsis,
lebay, atau sejenisnya. Tetapi jangan sampai lupa bahwa mentertawakan
dunia tidak berlebihan karena dapat menjadikan kamu gila beneran.
Tertawalah sepuas mu jika itu dapat mengobati dan mnghibur hidupmu yang
sedang mumet dengan masalah[]


Posting Komentar